Daftar Pahlawan Nasional 2025, Dari Gus Dur hingga Soeharto

GeNews.co.id -Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI telah merampungkan proses seleksi tokoh yang diajukan untuk menerima gelar Pahlawan Nasional tahun 2025. Dari puluhan nama yang masuk tahap awal, sepuluh tokoh dinyatakan lolos verifikasi dan diajukan ke Presiden untuk ditetapkan secara resmi menjelang peringatan Hari Pahlawan.

Berikut daftar nama tokoh yang diusulkan tahun ini:

  1. KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden ke-4 RI yang dikenal sebagai tokoh demokrasi, pembela pluralisme, serta pejuang hak asasi manusia.
  2. Jenderal Besar H. M. Soeharto – Presiden ke-2 RI, diusulkan kembali setelah perdebatan panjang mengenai peran dan kontroversinya selama memimpin negara.
  3. KH Bisri Syansuri – Ulama kharismatik asal Jombang, pendiri pesantren dan tokoh penting Nahdlatul Ulama.
  4. Idrus bin Salim Al-Jufri (Guru Tua) – Tokoh pendidikan Islam asal Palu, pendiri lembaga pendidikan Alkhairaat yang berpengaruh di kawasan timur Indonesia.
  5. Teuku Abdul Hamid Azwar – Pejuang asal Aceh yang dikenal berperan dalam logistik perjuangan kemerdekaan.
  6. KH Abbas Abdul Jamil – Ulama dan pejuang dari Cirebon yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan di wilayah Jawa Barat.
  7. Anak Agung Gede Anom Mudita – Tokoh dari Bali yang dikenal dalam bidang kebudayaan dan perjuangan sosial di masa pasca-kemerdekaan.
  8. Deman Tende – Tokoh dari Sulawesi Barat yang aktif memperjuangkan hak masyarakat daerah dan pendidikan generasi muda.
  9. Prof. Dr. Midian Sirait – Cendekiawan dari Sumatera Utara, dikenal atas dedikasinya di bidang lingkungan dan kebijakan publik.
  10. KH Yusuf Hasim – Ulama asal Jawa Timur, pejuang pendidikan dan penyebaran nilai kebangsaan di masa awal kemerdekaan.

Proses dan Kontroversi Penetapan Gelar Pahlawan Nasional 2025

Kementerian Sosial menjelaskan bahwa penetapan gelar ini mengikuti mekanisme sebagaimana diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Prosesnya dimulai dari pengajuan di tingkat daerah. Dilanjutkan ke gubernur, kemudian diverifikasi oleh Tim Peneliti, Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) sebelum masuk tahap nasional.

Sebelum diserahkan ke Presiden, setiap calon dinilai oleh tim pakar lintas bidang, mulai dari sejarahwan, akademisi, hingga tokoh masyarakat. Nama Soeharto menjadi sorotan utama tahun ini. Sebagian pihak menilai jasa-jasanya terhadap pembangunan layak dikenang, sementara kelompok aktivis dan korban pelanggaran HAM menilai pengusulannya perlu dikaji lebih dalam.

Pemerintah menegaskan bahwa keputusan akhir akan diumumkan menjelang Hari Pahlawan 10 November, bertepatan dengan upacara penganugerahan di Istana Negara. Terlepas dari perdebatan, penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tetap menjadi bentuk penghormatan tertinggi negara kepada warga yang telah memberikan pengabdian besar bagi Republik Indonesia.

Anda Mungkin Telah Melewatkannya