×

Samsara, Film Bisu Hitam-Putih Garin Nugroho yang Menghipnotis Penonton Indonesia Mulai 20 November 2025

Genews.co.id -Film “Samsara,” yang disutradarai oleh sutradara ternama Garin Nugroho, akhirnya resmi tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 20 November 2025. Setelah memikat perhatian perfilman internasional sejak penayangan pertamanya di Singapura pada Mei 2024.

Karya unik ini mengajak penonton menyusuri Bali pada era 1930-an lewat sebuah cerita yang kaya akan unsur cinta, kelas sosial, dan mistisisme. Berbeda dari film kebanyakan, “Samsara” menggunakan format hitam-putih tanpa dialog. Di mana emosi dan konflik disampaikan melalui ekspresi dan gerak para aktornya. Sinematografi Batara Goempar dan musik garapan Wayan Sudirana serta Kasimyn memperkuat atmosfer magis film ini.

Cinta Terlarang, Kutukan, dan Ritual Mistis Raja Kera

Cerita berkisar pada Darta, diperankan oleh Ario Bayu, seorang pria miskin yang jatuh cinta pada Sinta (Juliet Burnett). Sinta adalah putri keluarga bangsawan Bali yang kaya dan penuh aturan. Penolakan dari keluarga Sinta membawa Darta ke dalam perjalanan kelam yang menghubungkannya dengan ritual gelap Raja Kera demi kekayaan dan kekuasaan. Ironisnya, keputusannya itu justru mengancam keselamatan istri dan anaknya dengan kutukan yang menghantui. Sumber;detik.com

Film ini tak hanya menggambarkan konflik yang ada di batin Darta. Tetapi juga mengangkat tema universal tentang ambisi manusia dan juga konsekuensi yang harus ditanggung akibat kerakusan.

Prestasi dan Ekspektasi Besar di Bioskop Indonesia

“ Samsara” tidak hanya menjadi sorotan festival internasional, tetapi juga meraih banyak penghargaan bergengsi. Penghargaan yang di raih adalah Best Film dan Best Director di Asia Pacific Screen Awards 2025. Tidak ketinggalan juga Samsara meraih empat Piala Citra di Festival Film Indonesia 2024. Kesuksesan ini menambah nilai artistik dan budaya yang membuat film layar lebar ini sangat dinantikan.

Dengan klasifikasi R13, film ini dapat dinikmati oleh remaja dan dewasa dan semua keluarga. Film ini adalah sebuah momentum penting bagi perfilman Indonesia. Dan juga bukti kepiawaian Garin Nugroho dalam menyuguhkan karya penuh simbol dan estetika memukau.