Normalisasi Irigasi Way Merah-Tirta Sinta di Lampung Utara Diduga Gunakan Batu Bekas dan Minim Pengawasan
GeNews.co.id -Proyek rehabilitasi dan normalisasi irigasi di Kecamatan Kotabumi Utara, yakni Way Merah dan Tirta Sinta, disinyalir menggunakan material batu-batu bekas yang telah ada. Serta pelaksanaan yang tidak memenuhi standar. Pembangunan proyek irigasi ini dilakukan di bawah pengawasan Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Besar Sungai Wilayah Sungai Mesuji Sekampung pada Jumat, 21 November 2025. Sumber;lampungtv
Pengawasan terhadap pengerjaan proyek dinilai sangat minim baik dari BBWS Lampung maupun konsultan supervisi. Kondisi ini membuka peluang bagi pihak pelaksana untuk mengurangi mutu pengerjaan. Pantauan terhadap pengerjaan irigasi Way Merah di Desa Sawojajar dan Tirta Sinta di Desa Wonomarto, Kecamatan Kotabumi Utara menunjukkan bahwa pemasangan batu mortar drainase dilakukan tanpa penggunaan alat pelindung diri maupun acuan desain rencana. Selain itu proyek ini juga diketahui juga tidak menggunakan papan informasi.
Sistem Borongan dan Upah Rendah Memicu Mutu Pekerjaan Menurun

Pelaksanaan pengerjaan menggunakan alat yang dinilai kurang memadai, sementara pengadukan semen dilakukan secara manual. Pekerjaan ini dikerjakan dengan sistem borongan kepada beberapa warga, yang kemudian membayar kembali tenaga harian sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 125 ribu. Kepala tukang menyatakan bahwa ia diminta mengerjakan rehabilitasi irigasi dengan tarif borongan sebesar Rp 35 ribu per meter. Perbaikan sepanjang lebih dari 2 kilometer ini disasar selesai sebelum akhir tahun.
Pihak BBWS Mengaku Belum Ada Penanganan Langsung, Proyek Dikerjakan PT Brantas Abipraya

Sebanyak 5 truk batu belah di tambah guna pelaksanaan proyek tersebut untuk pekerjaan di Way Merah. Pekerja sangat khawatir, pemasangan batu mortar drainase tidak kuat menahan air irigasi, karena tidak mengikuti strandar pelaksanaan. Cara pemasangan yang memakai batu belah untuk irigasi yang rusak tersebut akan dipasang dengan batu sisa yang ada. Jika ada batu yang kurang, baru batu ditambah dengan batu yang baru.Sumber;medinaslampungnews.


