Jembatan Wisata di Hutan Mangrove Petengoran Ambruk, Pengunjung Selamat Berkat Air Dangkal
Genews.co.id -Pada Jumat sore (8/11/2025), jembatan kayu yang menjadi ikon wisata di kawasan Hutan Mangrove Petengoran, Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, tiba-tiba ambruk saat digunakan oleh beberapa pengunjung untuk berfoto. Peristiwa ini mengejutkan banyak orang yang sedang menikmati suasana wisata mangrove tersebut.
Menurut Sandi, warga sekitar yang menyaksikan langsung kejadian itu, jembatan yang ramai dilalui pengunjung tiba-tiba patah di bagian tengah sehingga membuat seluruh jembatan runtuh ke bawah. “Untung airnya dangkal, jadi yang tercebur bisa cepat ditolong,” ujarnya. Meski ada wisatawan yang sempat terpeleset dan terjatuh ke air, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Pengelola Wisata Hutan Mangrove Petengoran Sudah Mengajukan Proposal Perbaikan Kepada Pemerintah Daerah

Nuraini, pengelola wisata Hutan Mangrove Petengoran, menjelaskan bahwa kondisi jembatan memang sudah cukup tua dan mulai menunjukkan kerusakan akibat sering terpapar air laut. “Jembatan ini dibangun sejak awal pembukaan wisata, dan memang sudah saatnya diperbaiki. Kami sudah mengajukan beberapa proposal perbaikan kepada pemerintah daerah dan berharap bisa segera direalisasikan agar pengunjung tetap merasa aman,” jelas Nuraini.
Setelah kejadian, jembatan tersebut sementara ditutup supaya tidak ada lagi pengunjung yang melintas. Petugas bersama warga memasang garis pembatas sebagai peringatan agar area itu tidak dilewati dulu. Pemerintah Kabupaten Pesawaran, lewat Dinas Pariwisata, berjanji akan segera meninjau lokasi dan melakukan perbaikan darurat secepatnya.
Ekowisata Hutan Mangrove Petengoran: Keindahan dan Upaya Pelestarian

Hutan Mangrove Petengoran merupakan destinasi wisata andalan di kawasan pesisir Pesawaran. Banyak wisatawan lokal maupun dari luar daerah yang datang untuk menikmati keindahan alam dan suasana asri yang rindang. Lokasinya strategis, hanya sekitar 23 kilometer dari Kota Bandar Lampung.
Salah satu alasan utama pelestarian mangrove di wilayah ini adalah upaya mencegah penyebaran penyakit malaria yang sempat menjadi masalah serius. Desa Gebang dan Kecamatan Padang Cermin bahkan pernah masuk zona merah malaria pada tahun 2011. Penyebabnya adalah banyaknya tambak terlantar yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk karena terjadi genangan air ketika mangrove banyak yang rusak.
Dengan menjaga ekosistem mangrove, diharapkan genangan air bisa diminimalisir dan populasi nyamuk penyebar malaria berkurang, sekaligus menjaga kelestarian alam yang mendukung pariwisata dan kehidupan masyarakat sekitar.


