Harga telur Ayam Mrengalami lonjakan di Berbagai Daerah
Genews.co.id – Beberapa komoditas pangan mengalami lonjakan di berbagai daerah di Indonesia. Lonjakan ini berangsur naik pada pertengahan bulan November 2025. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) mencatat harga telur ayam ras mencapai Rp 36.200 per kilogram pada hari Selasa, 18 November 2025. Sementara itu harga bawang merah menembus angka Rp 52.350 per kilogram. Dan cabe rawit merah pun naik menjadi Rp 64.950 per kilogram.
Kenaikan harga telur didorong juga oleh meningkatnya permintaan Program Pangan Bergizi Gratis (PMBG) pemerintah. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa harga telur ayam naik 0,32% dibandingkan bulan sebelumnya. Dan menjadi Rp 31.646 per kilogram pada minggu kedua di bulan November.
157 kabupaten dan kota yang ikut mengalami kenaikan harga telur ayam tercatat dalam BPS. Dengan harga tertinggi berada di kota Mamberamo Tengah yang bisa mencapai Rp 100 ribu per kilogram. Sedangkan di Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Intan Jaya harga telur ayam menjadi Rp 90 ribu per kilogram. Harga ini sungguh sangat jauh di atas Harga Acuan nasional (HAP) yang telah ditetapkan sebesar RP 30 ribu per kilogram.
Cuaca dan Faktor Musim Menjadi Kendala

Selain permintaan MBG, kenaikan komoditas hortikultura seperti cabai, bawang, dan beras ini juga dipengaruhi oleh cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan puncak musim hujan akan terjadi dari November 2025 hingga Februari 2026.
Intensitas curah hujan yang normal hingga di atas normal di sebagian besar wilayah di Indonesia.Curah hujan yang tinggi dapat mengganggu produksi dan distribusi pangan karena menyebabkan kerusakan tanaman, keterlambatan panen, dan kendala logistik. Kondisi ini menimbulkan tekanan musiman pada harga pangan sehingga harga cenderung naik. Yusuf Rendy Manilet, Ekonom Center of Reform on Economics, mendesak pemerintah Indonesia agar bisa menjaga pasokan dan distribusi komoditas pangan strategis sampai menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dampak Terhadap Inflasi

Pola musiman curah hujan normal hingga tinggi berkontribusi pada fluktuasi harga pangan yang kemudian mempengaruhi inflasi, terutama dalam konteks akhir tahun di mana permintaan pangan juga meningkat akibat aktivitas sosial dan liburan. BPS mencatat inflasi tahunan di Indonesia pada bulan Oktober 2025 sebesar 2,86% year-on-year dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,04. LPEM FEB UI memproyeksikan inflasi November 2025 akan meningkat ke kisaran 2,72-2,86% year-on-year. Inflasi diperkirakan mengikuti pola musiman. Dengan kenaikan yang sedikit lebih tinggi karena pasokan yang tertekan oleh kondisi cuaca dan kebutuhan konsumsi yang naik.


