Dino Patti Djalal Lontarkan 4 Kritik Tajam untuk Menlu Sugiono, Peringatkan Rapor Merah Diplomasi RI
Genews.co.id -Kabar media viral yang beredar dari Dino Patti Djalal, yaitu seorang Diplomat senior Indonesia, yang dengan tak ragu ia menyampaikan kritik keras terhadap kinerja Menteri Luar Negeri Sugiono. Sumber: jawapos.com.
Di dalam unggahan video viral di Instagram miliknya pada 21 Desember 2025. Dino Patti Djalal menyoroti empat poin penting utama yang dinilai sangat perlu segera diperbaiki agar diplomasi Indonesia tetap berjalan relevan dan berwibawa di mata dunia.
Waktu Pimpin Kemlu Kurang Optimal

Menurut Dino, Sugiono kurang maksimal meluangkan waktu untuk memimpin Kementerian Luar Negeri. Seharusnya, seorang menteri minimal 50-80% waktunya untuk mengawal kebijakan dan arah diplomasi. Karena kurangnya kehadiran, banyak keputusan strategis terbengkalai, rapat duta besar sering tertunda, dan para diplomat di lapangan kekurangan arahan. Dino mengibaratkan Kemlu seperti Ferrari mewah yang tak punya pengemudi yang cakap berpotensi terbengkalai dan kehilangan momentum.
Minim Komunikasi, Diplomasi Jadi “Silent Minister”

Kritik yang kedua dari Dino adalah minimnya komunikasi publik dari Menlu Sugiono. Dalam setahun terakhir, hampir tidak ada pidato kebijakan atau wawancara substansial yang disampaikan kepada publik. Ini berisiko membuat masyarakat merasa diplomasi RI seperti “silent minister”, tidak punya suara kuat di kancah internasional. Dino mengingatkan, diplomasi yang kuat harus dimulai dari rumah, dengan komunikasi yang transparan dan inklusif.
Jauh dari Akademisi dan LSM
Dino juga menyoroti jarak yang terbentuk antara Menlu dengan pemangku kepentingan seperti akademisi, LSM, dan kelompok masyarakat sipil. Undangan dialog atau diskusi dari pihak-pihak ini sering kali tidak direspons, sehingga terkesan Menlu tidak komunikatif, responsif, maupun aksesibel. Padahal, kolaborasi dengan kelompok ini sangat penting untuk memperkuat legitimasi dan relevansi kebijakan luar negeri RI.
Responsivitas Rendah, Ancaman Rapor Merah
Kritik terakhir yang disampaikan Dino adalah soal responsivitas. Menurutnya, kurangnya respons terhadap isu-isu aktual dan aspirasi dari berbagai pihak bisa berujung pada “rapor merah” bagi diplomasi RI. Jika tidak segera diperbaiki, Kemlu berpotensi berubah dari pusat keunggulan menjadi “island of mediocrity”, yang kehilangan daya saing dan pengaruh di tingkat global.
Momentum Perbaikan
Dino Patti Djalal menekankan bahwa kritik ini disampaikan demi kebaikan diplomasi Indonesia. Ia berharap Menlu Sugiono dapat menjadikan kritik sebagai momentum untuk memperbaiki kinerja dan menjaga marwah RI di dunia internasional. Diplomasi yang kuat, kata Dino, harus dibangun dari kepemimpinan yang hadir, komunikasi yang terbuka, kolaborasi yang inklusif, dan responsivitas yang cepat.


