Beban Bunga Tinggi Tekan Kinerja BNI
Genews.co.id -Ada banyak perusahaan dan lembaga keuangan di Indonesia yang menghadapi masalah tingginya bunga pinjaman saat ini. Salah satunya adalah Bank BNI, Kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mulai tertekan karena beban bunga yang meningkat.
BNI mencatat laba bersih sebesar Rp15,12 triliun pada kuartal ketiga 2025, penurunan sekitar 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penyebab utama penurunan ini adalah kenaikan beban bunga sebesar 13% menjadi Rp21,19 triliun, sementara pendapatan bunganya hanya meningkat 4,8 persen menjadi Rp51,1 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa biaya pinjaman yang tinggi masih menjadi beban signifikan bagi bank pelat merah tersebut. Namun, Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan, menyatakan bahwa bank tetap optimis dan berupaya meningkatkan kualitas portofolio. Serta Putrama Wahju Setiawan akan menjalankan efisiensi pendanaan dengan disiplin agar tetap mampu beradaptasi dalam menghadapi kondisi pasar yang volatile.
Prospek Dana Pensiun Tetap Cerah di Tengah Bunga Tinggi

Di sisi prospek dana pensiun, meskipun kondisi suku bunga tinggi menimbulkan tekanan. Para pelaku industri tetap melihat masa depan yang cerah. Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan menyebutkan bahwa potensi pasar dana pensiun di Indonesia masih luas, mengingat penetrasi dana pensiun yang masih rendah.
Contohnya Dana Pensiun BCA yang mampu mencatat Return on Investment (ROI) sebesar 6,79 persen per kuartal III-2025, meningkat dari 4,93 persen tahun sebelumnya. Penurunan suku bunga acuan juga memberi efek positif dengan meningkatkan harga pasar surat berharga dan memberikan capital gain tambahan.
Kinerja Keuangan Tertekan, Dana Pensiun Masih Optimis

Lebih jauh, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia memperkirakan aset dana pensiun sukarela akan tetap tumbuh sekitar 9 hingga 10 persen pada tahun ini. Didukung oleh peningkatan iuran peserta aktif dan kinerja investasi yang stabil. Investasi pada instrumen pendapatan tetap seperti surat berharga negara, obligasi, dan deposito menjadi pilihan utama untuk menjaga likuiditas dan memenuhi kebutuhan pencairan pensiun.
Meski bunga pinjaman tinggi menjadi tantangan. Ketangguhan dan strategi cermat dari pelaku keuangan memberikan harapan bahwa sektor keuangan. Termasuk perbankan dan dana pensiun, akan terus tumbuh dan beradaptasi menghadapi dinamika ekonomi ke depan.


