BNPB Tinjau Lokasi Longsor di Cilacap, Pastikan Penanganan Darurat Berjalan Maksimal
Genews.co.id -Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, dijadwalkan berangkat langsung menuju lokasi tanah longsor di Kecamatan Majenang. Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (14/11) sore. Keberangkatannya merupakan Arahan langsung dari Presiden RI Prabowo Subianto. Hal ini untuk memastikan seluruh penanganan darurat bencana berlangsung optimal dan terkoordinasi dengan baik.
Prioritas Utama Operasi Pencarian dan Penyelamatan

Sebelumnya, Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, bersama Tim Reaksi Cepat sudah lebih dulu tiba di lokasi untuk melakukan koordinasi dan memberikan dukungan logistik. Dalam penanganan yang sangat serius ini, prioritas utama adalah operasi pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue) korban terdampak. Hingga hari ini, dilaporkan ada tiga korban meninggal dunia dan 20 warga masih dinyatakan hilang diduga tertimbun material longsoran. Sekitar 200 personel dari berbagai instansi seperti Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah dikerahkan bersama masyarakat sekitar.
Penanganan Darurat dan Rencana Relokasi Warga di Kawasan Rawan Longsor

Suhu tanah longsor yang dipicu oleh kondisi topografi perbukitan yang kritis serta cuaca ekstrem menjadi tantangan yang dihadapi tim SAR. Selain menghadirkan alat berat dan pompa untuk membantu operasi Penyelamatan warga. BNPB juga memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak terpenuhi dengan dukungan dari warga setempat.
Suharyanto menambahkan bahwa memuat akan mengambil langkah relokasi bagi 28 keluarga yang masih tinggal di wilayah rawan longsor untuk menghindari risiko berulang. Pemerintah daerah Cilacap telah menyiapkan lahan relokasi yang lebih aman, yang akan digunakan setelah proses tanggap darurat selesai.
“Kami mengimbau kepada seluruh warga untuk sementara waktu agar dapat mengosongkan area rawan demi menjaga keselamatan bersama. Relokasi sudah kami siapkan agar mereka bisa tinggal di tempat yang lebih aman,” jelas Suharyanto. Langkah ini diambil untuk menghindari potensi longsor susulan yang bisa menambah korban.
Sementara itu, data terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB mencatat 3 korban meninggal sudah dibawa ke Rumah Sakit Majenang, sedangkan 20 warga yang selamat kini mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Sebanyak 12 rumah rusak parah dan 16 rumah lain terancam longsor. Tim SAR tetap menjalankan operasi meskipun cuaca buruk dan kondisi tanah labil menjadi tantangan besar.


