Banjir di Sumatera Masih Seret Korban dan Kerusakan Besar
Genews.co.id -Korban tewas terus Bertambah, dan warga masih banyak yang terisolasi. Bencana banjir yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih terus berdampak besar. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan korban tewas bertambah signifikan dalam beberapa hari terakhir, sementara ratusan warga masih hilang dan ribuan lainnya terdampak banjir serta longsor yang dipicu oleh curah hujan ekstrim akhir November kemarin.
Akses dan Infrastruktur Rusak Parah Hingga 24 Desember 2025, lebih dari 4.000 infrastruktur seperti jalan, jembatan, fasilitas pendidikan, dan pusat kesehatan mengalami kerusakan berat di sejumlah wilayah terdampak, terutama di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Kerusakan ini memperlambat upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
Bantuan Kemanusiaan Mengalir, Donasi dari Luar Pulau

Gerakan solidaritas terus tumbuh di luar Sumatera. Warga di berbagai daerah Indonesia, termasuk dari Kulon Progo. Mereka telah menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa donasi untuk meringankan penderitaan warga terdampak banjir di Aceh, Sumbar, dan Sumut. Bhinneka Tunggal Ika benar-benar menjadi moto yang melekat kuat di hati rakyat Indonesia. Saat banjir melanda Sumatera, warga dari berbagai daerah saling bantu-membantu menolong saudara-saudara yang tertimpa musibah.
Relawan dari Jawa, Sulawesi, hingga Papua turun tangan mengirimkan bantuan logistik seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian hangat. Komunitas lokal membentuk posko darurat, membersihkan lumpur, serta mengevakuasi warga ke tempat aman. Aksi ini menunjukkan persatuan bangsa di tengah cobaan alam, membuktikan bahwa berbeda suku dan agama tak menghalangi solidaritas kita.
Lingkungan dan Pasca-Bencana

Pemerintah bersama relawan juga tengah membersihkan sisa banjir yang menumpuk, termasuk batang kayu dari lereng dan sungai yang ikut hanyut saat banjir terjadi, yang kini memicu perdebatan soal langkah penanganan pasca banjir dan pengelolaan lingkungan.
Debris Menjadi Hambatan dalam Operasi Pencarian. Basarnas Medan menyatakan tim pencarian masih menghadapi tantangan signifikan akibat banyaknya puing dan material banjir yang menyumbat sungai, sehingga memperlambat pencarian korban dan evakuasi di beberapa kawasan.


