Banjir Dahsyat Asia: Lebih dari 1.600 Jiwa Raib, Alam Marah Besar!
Genews.co.id -Banjir dahsyat yang melanda Asia Tenggara dan Asia Selatan telah menewaskan lebih dari 1.600 orang di lima negara. Dalam beberapa minggu terakhir Indonesia mencatat korban jiwa terbanyak, terutama di wilayah Sumatera. Dan 4 negara lainnya yaitu Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Malaysia yang juga mengalami dampak serius dari bencana ini.
Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan ada 846 korban meninggal dan juga ratusan orang masih hilang. Hal ini diakibatkan hujan deras yang mengguyur Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sri Lanka mencatat 486 korban jiwa, sementara Thailand melaporkan 276 korban meninggal. Selain itu, Vietnam dan Malaysia juga mengalami kerugian jiwa dan kerusakan infrastruktur yang signifikan. Total korban jiwa mencapai ribuan dan jutaan orang terpaksa mengungsi.
Penyebab Utama Banjir dan Longsor

Bencana tersebut dipicu oleh monsun timur laut yang ekstrim. Diikuti oleh siklon tropis yang jarang terjadi, termasuk siklon Senyar di Selat Malaka dan siklon Ditwah yang melanda Sri Lanka. Kondisi La Niña yang menghangatkan suhu samudra Pasifik dan mengurangi gesekan angin memicu terjadinya curah hujan yang luar biasa tinggi. Selain itu, deforestasi luas di wilayah Sumatera menghilangkan penyangga alami yang seharusnya membantu mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.
Kerugian Ekonomi dan Upaya Penanganan

Kerugian ekonomi akibat bencana ini diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS. Dengan Thailand mengalami kerugian terbesar sebesar 15 miliar dolar. Indonesia 4 miliar dolar, Vietnam 3,2 miliar dolar, dan Sri Lanka sekitar 1,6 miliar dolar. Lebih dari 1,1 juta orang mengungsi ke tempat penampungan darurat. Kerusakan infrastruktur yang parah, seperti putusnya jembatan dan jalan serta padamnya listrik, memperlambat operasi penyelamatan.
Palang Merah Internasional telah meluncurkan kampanye penggalangan dana sebesar 6,2 juta dolar untuk mendukung upaya kemanusiaan di Sri Lanka. Upaya penanganan bencana ini terus dilakukan, termasuk evakuasi dan bantuan darurat bagi para korban yang terkena dampak banjir dan longsor, meskipun kondisi lapangan yang sulit menjadi tantangan utama. Dukungan internasional dan koordinasi lintas negara sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan wilayah terdampak


