Pasca Banjir Bandang, Kayu Gelondongan Menguasai Aliran Batang Toru
GeNews.co.id – Bencana banjir bandang besar dan longsor dahsyat yang datang tiba-tiba menghantam Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada 25 November 2025, meninggalkan pemandangan yang membuat hati miris dan memilukan.
Sementara itu, ribuan kayu gelondongan berserakan di sepanjang aliran sungai hingga masuk ke permukiman warga. Banyak orang menduga tumpukan kayu itu bukan sekadar hasil sapuan banjir. Akan tetapi berkaitan dengan praktik penebangan liar di kawasan hulu.
Korban Jiwa dan Kerusakan Infrastruktur Akibat Banjir Bandang

Di Sungai Batang Toru dan wilayah terdampak lain, termasuk Desa Aek Garoga, kayu-kayu besar berbagai ukuran terlihat menutup aliran air. Sebagian bahkan sudah terkelupas kulitnya, memberi kesan kuat bahwa batang-batang tersebut sebelumnya telah dipotong manusia, bukan terbawa longsor alami.
Bencana ini memakan korban jiwa cukup banyak. Hingga kini, sedikitnya 32 warga dilaporkan meninggal dunia di wilayah Tapanuli Selatan. Ratusan rumah rusak berat, sejumlah fasilitas umum hancur, dan beberapa daerah sempat terputus aksesnya akibat tumpukan material.
Upaya Penanganan dan Investigasi Penyebab Banjir Besar

Tim gabungan, termasuk personel Kodam I/Bukit Barisan, terus bekerja membuka jalur dan membersihkan kayu yang menumpuk. Alat berat diturunkan, sementara jembatan darurat mulai dibangun untuk memulihkan konektivitas antarwilayah.
Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Polda Sumut tengah menurunkan tim untuk menelusuri penyebab banjir besar ini. Dugaan pembalakan liar makin menguat setelah banyak warga serta LSM lokal menyuarakan keresahan mereka atas kondisi hutan di hulu sungai.
Sejumlah ahli lingkungan mengatakan bahwa kerusakan ekosistem di daerah hulu DAS Batang Toru bukan lagi isu baru. Perubahan fungsi lahan dan beragam aktivitas industri yang menggerus kawasan hutan disebut sebagai faktor besar yang memperburuk dampak banjir kali ini. Mereka menegaskan perlunya penanganan serius agar kejadian serupa tidak terulang.


