×

Ada Apa Dengan Tagar #IndonesiaGelap Trending di X

GeNews.co.id – Sejak Senin, 17 Februari 2025, media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) diramaikan dengan tagar #IndonesiaGelap. Tagar ini muncul sebagai bentuk ekspresi keresahan warganet terhadap kebijakan dan situasi politik pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Dalam waktu singkat, tagar tersebut menjadi topik terpopuler (trending topic) di platform tersebut. Menempati posisi teratas dengan lebih dari 81.900 cuitan. Salah satu pengguna menulis, “#IndonesiaGelap bukan karena tak ada cahaya. Tapi karena mereka yang berkuasa memilih menutup mata. Kita melihat, kita tahu, tapi suara kita terus diredam,” mempertegas makna di balik gerakan ini.

Bagaimana Sebuah Tagar Menjadi Trending di X?

Menurut informasi yang dikutip dari Antara, agar sebuah topik bisa menjadi tren di X. Diperlukan keterlibatan besar dari para pengguna yang menambahkan tagar tertentu pada cuitan mereka. X menggunakan sistem gabungan antara algoritma dan tim kurasi untuk memilih cuitan yang mewakili sebuah tren.

Pihak X menyatakan bahwa mereka menyematkan cuitan pilihan pada topik yang sedang hangat untuk membantu pengguna memahami konteksnya. Algoritma X juga dirancang untuk menyaring konten yang menyinggung atau bersifat spam. Serta memastikan bahwa tren yang ditampilkan bersifat organik dan tidak dimanipulasi.

Tagar juga memainkan peran penting dalam navigasi konten di platform ini. Menurut situs Tweeteraser, tagar memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menemukan konten terkait topik tertentu, sekaligus memperluas jangkauan audiens secara signifikan. Beberapa tren bisa bertahan dalam hitungan jam atau hari, sementara tren lain bisa menjadi bagian dari diskursus jangka panjang di media sosial.

Makna di Balik Tagar #IndonesiaGelap

Tagar #IndonesiaGelap bukan sekadar tren digital, melainkan simbol kritik terhadap arah pemerintahan saat ini. Gerakan ini menyoroti berbagai kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan rakyat.

Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Satria Naufal, menyebut bahwa istilah “Indonesia Gelap” merepresentasikan rasa takut dan ketidakpastian masyarakat terhadap masa depan negara. Dalam pernyataannya pada 17 Februari 2025, ia menekankan bahwa tema tersebut menggambarkan kekhawatiran publik atas kesejahteraan yang tak kunjung membaik di bawah kepemimpinan saat ini.

“Bagi kami, Indonesia Gelap mencerminkan kecemasan masyarakat atas arah bangsa ke depan,” ujarnya.

Satria juga menambahkan bahwa berbagai kebijakan yang muncul selama masa jabatan Prabowo sering kali tidak berpihak pada kebutuhan rakyat banyak. Oleh karena itu, aksi protes yang mengusung tema ini diharapkan menjadi peringatan bagi pemerintah agar lebih berhati-hati dan inklusif dalam membuat kebijakan.

Kekuatan Tagar sebagai Gerakan Sosial Digital

Tagar telah menjadi alat penting dalam membangun gerakan sosial di era digital. Dengan hanya beberapa klik, warganet bisa menyatukan suara, memperluas jangkauan isu, dan bahkan mendorong perubahan kebijakan. Dalam kasus #IndonesiaGelap, kita menyaksikan bagaimana media sosial berperan sebagai ruang alternatif bagi warga untuk menyampaikan aspirasi yang mungkin sulit tersalurkan di ruang formal.

Gerakan ini menunjukkan bahwa meskipun suara rakyat kerap diredam dalam dunia nyata, di dunia maya mereka tetap bisa menyuarakan kebenaran dan membangun solidaritas melalui teknologi.

Isyarat Keresahan yang Tak Bisa Diabaikan

Tagar #IndonesiaGelap menjadi simbol kuat keresahan masyarakat atas kondisi sosial-politik Indonesia. Ia bukan hanya tentang kegelapan secara harfiah, melainkan kiasan atas kebijakan yang dianggap membatasi partisipasi rakyat dan mengabaikan kesejahteraan publik.

Munculnya tren ini merupakan isyarat penting bagi pemerintah untuk lebih peka terhadap suara masyarakat. Jika diabaikan, tagar ini bukan hanya akan menjadi viral di dunia maya, tetapi bisa menjadi lonceng peringatan bagi ketidakstabilan sosial yang lebih besar di dunia nyata.

Anda Mungkin Telah Melewatkannya