Serangan Rusia Gemparkan Kyiv: Eskalasi Konflik di Hari Natal
Genews.co.id -Pagi hari Sabtu, 27 Desember 2025, ibu kota Ukraina, Kyiv, diguncang oleh serangan besar-besaran dari pasukan Rusia. Ledakan keras terdengar di seantero kota, diiringi aktivitas sistem pertahanan udara yang terus bekerja menghadang berbagai jenis rudal. Serta drone yang ditembakkan dari wilayah Rusia.
Serangan menggemparkan yang masih dalam masa natal ini menandai babak baru eskalasi konflik yang kian memanas. Terlebih karena terjadi di tengah upaya perdamaian yang sedang digulirkan oleh Ukraina dan sekutunya.​ Serangan kali ini tidak hanya mengguncang ibu kota, tetapi juga menelan korban jiwa dan melukai warga sipil.
Di lansir dari media rferl.org, Seorang anak berusia 4 tahun tewas di wilayah Zhytomyr. Sementara seorang wanita dan warga lainnya gugur akibat serangan drone di wilayah Kyiv dan Khmelnytskyi. Infrastruktur vital, termasuk pembangkit listrik dan fasilitas energi, kembali menjadi sasaran utama, menyebabkan pemadaman listrik darurat di berbagai daerah.​
Respon Pemerintah dan Militer

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyampaikan peringatan keras terhadap serangan yang terjadi di momen Natal ini. Menurutnya, serangan Rusia merupakan bentuk penolakan nyata terhadap upaya perdamaian yang tengah dirintis. Serta menunjukkan tekanan internasional terhadap Rusia masih belum cukup kuat. Zelenskyy juga menegaskan bahwa Ukraina akan terus mempertahankan kedaulatannya. Zelensky juga meminta warga untuk tetap berada di tempat perlindungan hingga situasi dinyatakan aman.​
Eskalasi serangan Rusia di masa Natal ini memberikan dampak psikologis yang besar bagi warga Ukraina. Momen yang seharusnya dipenuhi kehangatan keluarga dan harapan damai justru berubah menjadi ketakutan dan kecemasan. Warga yang sedang bersiap merayakan hari raya harus kembali berlindung di tempat penampungan, menunggu kabar dari pihak berwenang.​
Tantangan di Tengah Upaya Diplomasi

Serangan besar ini terjadi hanya dua hari sebelum Presiden Zelenskyy dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Washington. Pertemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penyelesaian konflik yang telah berlangsung hampir empat tahun. Namun, serangan terbaru ini justru menimbulkan kekhawatiran bahwa upaya diplomasi akan semakin sulit diwujudkan jika agresi militer terus berlanjut.​
Serangan Rusia terhadap Kyiv pada 27 Desember 2025 menjadi pengingat bahwa jalan untuk bisa sampai menuju perdamaian masih cukup panjang dan akan penuh dengan tantangan. Di tengah harapan dan upaya perdamaian, warga Ukraina kembali harus menghadapi kenyataan pahit dari konflik yang belum juga berakhir. Dunia pun diingatkan bahwa tekanan dan dukungan internasional terhadap Ukraina harus terus ditingkatkan agar perdamaian dapat segera diwujudkan


