Banjir Sumbar: KLH Tutup Paksa 5 Tambang Nakal, Sedimentasi Jadi Biang Kerok

Genews.co.id– Ada lima perusahaan tambang di Sumatera Barat yang telah disegel oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Penyegelan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 20 Desember 2025. Setelah ditemukan bukti adanya aktivitas pertambangan yang memicu sedimentasi parah. Sedimentasi itu bermuara ke Daerah Aliran Sungai Batang Kuranji dan menjadi faktor banjir di wilayah tersebut.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan penyegelan ini merupakan langkah awal untuk mengevaluasi total operasional perusahaan yang diduga kuat memicu banjir. Menurut Hanif, tidak akan ada kompromi bagi pelaku yang mengabaikan dampak lingkungan dan keselamatan warga. Kepatuhan bukan hanya kewajiban hukum, akan tetapi tanggung jawab moral yang harus dibayar mahal jika dilanggar.

Banyak pelanggaran Berat di Temukan

Untuk penyegelan di area elevasi yang tinggi dipimpin langsung oleh deputi Penegakan Hukum (Gakkum) KLH terhadap Pt Parambahan Jaya ABadi, CV Lita Bakti Utama, PT Solid Berkah Ilahi, CV Jumaidi, serta PT Dian Darell Perdana. Dalam hasil pengawasan lapangan mengungkapkan adanya pelanggaran, mulai dari ketiadaan sistem drainase pada areal tapak perusahaan, aktivitas tambang yang berjarak kurang dari 500 meter dari pemukiman warga, pembukaan lahan tanpa dokumen, persetujuan lingkungan, dan serta persetujuan dilingkungan warga.

Kelalaian serius ini, seperti mengelola erosi dan air larian (run-off), terbukti mempercepat pendangkalan sungai yang menjadi penyebab utama menguapnya air saat curah hujan tinggi. Menurut kementerian kehutanan, DAS Batanghari Kuranji melebar dari sekitar 15 meter menjadi 150 meter setelah banjir akhir November 2025.

Banjir yang Paling Terparah

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November 2025 ini adalah banjir yang paling parah. Salah satu yang paling dahsyat adalah di Sumatera Barat. Berdasarkan BNPB per 4 Desember 2025, korban yang meninggal di tiga provinsi mencapai 836 orang dan 518 orang. Yang masih hilang di wilayah Sumatera Barat adalah 200 korban yang meninggal dan 221 orang yang hilang.

Anda Mungkin Telah Melewatkannya