Kelelahan Ekstrem dan Tantangan Berat Tim SAR di Tengah Bencana Besar Sumatera
Genews.co.id -Tim SAR gabungan yang turun langsung ke lokasi bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menghadapi kondisi yang sangat menantang. Dengan medan terjal, permukaan licin akibat longsor, serta cuaca yang tidak bersahabat, para penyelamat harus terus bergerak tanpa henti.
Dalam rapat bersama Komisi V DPR RI, Kepala BNPP/Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menjelaskan betapa beratnya kondisi ini banjir dan longsor di daerah Sumatera. Terutama ketika komunikasi terputus dan pasokan logistik terbatas. Jalur yang harus ditempuh terkadang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki berjam-jam. Kontak radio yang kurang memadai menambah tekanan fisik dan mental para petugas. Sumber;antaranews.com
Kelelahan 72 Jam Nonstop, Dikerahkan Pasukan Cadangan

Situasi semakin melelahkan dan menegangkan ketika banjir bandang dan tanah longsor datang bersamaan di beberapa titik. Seperti Agam dan Tapanuli Selatan. Banyak petugas SAR sudah bertugas selama lebih dari 72 jam tanpa jeda, hingga nyaris kelelahan maksimal.
Dalam hal ini, Basarnas segera menambah pasukan cadangan dari KN Ganesha Jakarta dan Kantor SAR Pekanbaru untuk menggantikan personil yang mulai terdesak dan keletihan. Upaya rotasi mulai diterapkan agar stamina dan konsentrasi tim tetap terjaga, sekaligus meminimalisasi risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.
Evakuasi Udara Jadi Andalan di Sumatera Utara

Berbeda dengan daerah lain, wilayah Sumatera Utara memiliki tingkat isolasi yang cukup tinggi. Banyak desa yang hanya bisa dijangkau melalui jalur udara menggunakan helikopter. Karena itu, tim SAR harus menjalankan banyak evakuasi udara secara bergantian setiap hari.
Hal ini Ini menjadi beban tersendiri bagi tim. Tim harus memastikan keselamatan korban sekaligus menjaga performa dalam kondisi kerja yang menekan. Pemanfaatan helikopter, kapal, drone, dan perahu karet memperlihatkan sinergi teknologi dengan upaya humanis penyelamatan.
Dampak Bencana: Korban dan Harapan Penyelamatan

Bencana ini telah berdampak besar pada masyarakat dengan total lebih dari 33 ribu warga terdampak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 447 jiwa dilaporkan meninggal dan 399 orang masih dalam pencarian. Namun, ada kabar baik karena hingga kini 33.173 korban berhasil dievakuasi dengan selamat.
Di daerah Aceh, ada lebih dari seribu warga dievakuasi. Sementara itu untuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara menjadi wilayah dengan dampak terluas dan terparah. Semua pihak terus berusaha dan memberikan dukungan agar proses pencarian agar bantuan bisa berjalan maksimal sampai semua korban ditemukan.


