Menyambut IPO PT Abadi Lestari Indonesia: Menilik Perusahaan Sarang Burung Walet yang Menjadi Sorotan

Genews.co.id – Perusahaan sarang burung walet kini sedang mendapat perhatian, terutama dengan rencana IPO PT. Abadi Lestari Indonesia. Dengan kode saham RLCO yang siap mencetak sejarah baru di bursa saham.

Perusahaan ini berencana mencatatkan sahamnya pada tanggal 8 Desember 2025. Dana hasil IPO akan digunakan sekitar 56,33% untuk modal kerja pembelian bahan baku sarang burung walet. dan sekitar 43,67% sebagai penyertaan modal kepada anak usaha PT Realfood Winta Asia untuk pembelian bahan baku serupa.

Rencana IPO PT Abadi Lestari Indonesia

PT Abadi Lestari Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor sarang burung walet. Pada Desember 2025, perusahaan ini akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan target penggalangan dana sekitar Rp 105 miliar.

Dana ini akan digunakan untuk memperkuat modal kerja serta memperluas usaha melalui anak perusahaan. Harga saham yang ditawarkan di kisaran Rp 150 hingga Rp 168 per lembar saham. Dengan penawaran (book building) berlangsung sejak 24 hingga 26 november 2025. Harapan perusahaan bisa dapat menarik minat banyak investor. IPO ini menjadi pintu masuk bagi PT Abadi Lestari Indonesia untuk berkembang menjadi lebih besar dan juga memberikan kontribusi nyata bagi sektor agribisnis Indonesia.

Struktur Kepemilikan Saham Setelah IPO

Setelah perusahaan IPO, struktur pemegang saham PT. Abadi Lestari Indonesia menunjukkan dominasi besar oleh PT Realco Omega Investama. PT Realco Omega Investama akan memegang sekitar 77,6% saham. Hal ini menjadikan PT Realco Omega Investama sebagai pemegang saham utama yang strategis dalam mengarahkan visi dan strategi perusahaan ke depan.

Selain itu ada terdapat pemegang saham yang lain, yaitu Edwin Pranata. Edwin Pranata juga turut andil mengendalikan perusahaan dengan porsi kepemilikan yang lebih kecil. Sisa saham sekitar 20% nantinya akan dimiliki masyarakat atau publik yang ikut berpartisipasi dalam proses IPO ini. Struktur kepemilikan ini menjadi kesinambungan dan stabilitas perusahaan sambil membuka peluang pertumbuhan melalui dukungan dari investor baru.