Pemerintah Bangun 30 Pabrik Pakan Ternak Senilai Rp 20 Triliun untuk Dukung Peternak Kecil
Genews.co.id Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman baru-baru ini mengumumkan akan merencanakan pembangunan 30 pabrik pakan ternak dengan anggaran senilai Rp 20 triliun. Pengumuman ini diumumkan setelah menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan pada Kamis, 20 November 2025, di Jakarta.
Proyek ini dikhususkan untuk mendukung 3,7 juta peternak rakyat Indonesia dan untuk menjaga stabilitas harga pakan, vaksin, dan obat-obatan. Pembangunan 30 pabrik pakan ternak ini akan dilakukan secara bertahap. Yang nantinya akan dimulai dari 12 pabrik pakan pada tahap pertama. kemudian dilanjutkan dengan 18 pabrik pada tahap kedua.
Ekosistem Terpadu Mendukung Program MBG

Proyek ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan pemerintah. Untuk mendukung Program Pangan Bergizi Gratis, yang akan menargetkan 82,9 juta penerima manfaat. Anggaran senilai Rp20 triliun berasal dari Dana Abadi Nusantara untuk generasi mendatang.
Selain itu, Badan Pengelola Investasi (BPI Danantara) akan dirancang sebagai ekosistem terpadu. Dan akan melibatkan badan usaha milik negara di hulu dan usaha peternakan skala kecil di hilir. Selain itu juga, pemerintah juga berencana memproduksi anak ayam umur sehari (DOC) untuk peternak skala kecil.
Stabilisas Harga dengan HPP dan HET

Menurut Harry Suhada, Direktur Pemuliaan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian. Skema program tersebut meliputi restrukturisasi rantai pembibitan, pembangunan klaster unggas di berbagai provinsi, penguatan infrastruktur produksi, dan akses pembiayaan murah melalui kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 3%.
Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah Indonesia akan menerapkan mekanisme harga pokok penjualan (HPP) untuk ayam dan telur. Dan juga harga eceran tertinggi (HET) untuk pakan ternak. Pemerintah juga akan mengatur populasi dengan memproyeksikan kebutuhan produksi untuk beberapa masa yang akan datang. Serta memperkuat klaster untuk mengurangi biaya distribusi. Ketika produksi berlebih dan harga mulai turun, BUMN akan bertindak sebagai penyerap untuk menstabilkan pasar.


