Bentrokan Ormas dan Matel Ricuh di Cengkareng
GeNews.co.id – Kericuhan terjadi di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat, pada Senin (10/11/2025) siang, ketika sekelompok anggota organisasi masyarakat (ormas) diduga terlibat adu fisik dengan kelompok penagih utang atau yang dikenal sebagai mata elang (matel). Insiden tersebut berlangsung di sekitar perempatan lampu merah Jalan Daan Mogot, tak jauh dari Mal Ciplaz Cengkareng, dan sempat menyebabkan kemacetan panjang.
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan kedua kelompok saling melempar batu serta menggunakan benda tumpul seperti bambu. Aparat kepolisian segera turun ke lokasi untuk memisahkan massa dan mengamankan situasi agar bentrokan ormas dan matel tidak semakin meluas.
Pemicu Bentrokan Ormas dan Matel

Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, awal peristiwa diduga berawal dari tindakan penarikan kendaraan oleh kelompok matel terhadap salah satu anggota ormas. Kejadian tersebut memicu kemarahan kelompok ormas lain yang kemudian mendatangi lokasi dan menimbulkan aksi balasan.
Polisi menyebut insiden ini dipicu oleh kesalahpahaman yang berujung kekerasan. Akibat peristiwa tersebut, arus lalu lintas di sekitar Cengkareng sempat lumpuh selama hampir satu jam. Warga sekitar yang tengah beraktivitas memilih menutup toko dan mencari tempat aman.
Langkah Kepolisian dan Dampak terhadap Warga

Wakapolres Metro Jakarta Barat, AKBP Tri Suhartanto, memastikan situasi telah kembali terkendali beberapa jam setelah kejadian. Ia menegaskan tidak ada korban jiwa maupun luka berat akibat bentrokan tersebut.
Polisi juga telah memanggil perwakilan kedua pihak untuk dimediasi dan mencegah konflik lanjutan. “Kami sudah mempertemukan kedua belah pihak. Saat ini kondisinya kondusif, dan kami akan terus memantau agar bentrokan ormas dan matel tidak terulang,” ujar Tri.
Masyarakat di sekitar lokasi mengaku resah dengan insiden tersebut. Banyak pedagang memilih menutup kios lebih awal, sedangkan pengendara mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan akibat bentrokan ormas dan matel. Warga berharap aparat dapat mengambil langkah tegas terhadap pihak-pihak yang memicu kericuhan serupa di masa depan.
Peristiwa bentrokan ormas dan matel di Cengkareng menjadi pengingat penting tentang bagaimana gesekan kecil dapat berkembang menjadi konflik terbuka di ruang publik. Aparat kepolisian diminta lebih aktif mengawasi aktivitas kelompok masyarakat untuk mencegah kekerasan serupa terulang. Bagi warga, keamanan dan ketertiban di wilayah permukiman tetap menjadi prioritas utama agar kegiatan sehari-hari dapat berjalan normal tanpa gangguan.


