Korban Bullying Ledakan SMAN 72 Kelapa Gading

GeNews.co.id – Sebuah ledakan menggemparkan lingkungan SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat siang (8/11). Peristiwa ini terjadi di tengah aktivitas belajar dan menyebabkan kepanikan di antara siswa serta guru yang sedang berada di lokasi. Suara ledakan terdengar cukup keras hingga ke sekitar sekolah.

Petugas keamanan sekolah segera mengevakuasi siswa dari ruang kelas dan mengamankan area yang menjadi pusat ledakan. Kepolisian dan tim penjinak bom (Gegana) kemudian tiba di lokasi untuk memastikan tidak ada bahan peledak lain yang tersisa. Dugaan awal mengarah pada tindakan yang melibatkan korban bullying SMAN 72 Kelapa Gading.

Puluhan Siswa Jadi Korban

Akibat ledakan tersebut, sedikitnya 50 siswa mengalami luka ringan hingga sedang. Beberapa di antaranya mendapatkan perawatan di rumah sakit terdekat. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan, pihaknya telah menurunkan tim untuk membantu proses pemulihan dan pendampingan psikologis bagi para siswa.

Pihak sekolah menegaskan bahwa keselamatan seluruh siswa menjadi prioritas. Kegiatan belajar mengajar pun untuk sementara dihentikan sambil menunggu hasil penyelidikan polisi mengenai penyebab ledakan yang diduga terkait dengan korban bullying SMAN 72 Kelapa Gading.

Motif Pelaku dan Dugaan Korban Bullying SMAN 72 Kelapa Gading

Polisi menduga pelaku ledakan merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut yang diduga selama ini menjadi korban bullying. Berdasarkan keterangan beberapa teman sekelas, siswa tersebut kerap menjadi sasaran ejekan dan perundungan di sekolah.

Motif balas dendam pun mencuat setelah ditemukan barang-barang mencurigakan yang diduga digunakan untuk membuat bahan peledak sederhana. Pelaku sendiri dilaporkan mengalami luka akibat ledakan tersebut dan kini tengah menjalani perawatan di rumah sakit dengan pengawasan ketat dari aparat kepolisian.

Langkah Penyelidikan dan Pemulihan Sekolah

Kepolisian masih mendalami jenis bahan peledak yang digunakan serta mencari tahu bagaimana pelaku memperoleh atau merakitnya. Selain itu, tim psikolog juga diterjunkan untuk memberikan pendampingan kepada para siswa yang mengalami trauma. Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi dunia pendidikan agar lebih memperhatikan kesejahteraan mental siswa. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya untuk memperkuat program anti-bullying di seluruh sekolah demi mencegah tragedi serupa terulang.