Waspada Puncak Cuaca Ekstrem di Indonesia

Genews.co.id -Indonesia saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Saat ini musim hujan di Indonesia membawa resiko cuaca ekstrem di berbagai daerah. BMKG selalu mengingatkan kepada masyarakat agar tetap siaga menghadapi fenomena alam yang bisa dibilang cukup berat ini.

BMKG juga mengingatkan pentingnya pemantauan rutin prakiraan cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi BMKG, serta menjaga kebersihan lingkungan dan informasi memastikan saluran drainase berfungsi baik untuk mencegah retensi udara dan bencana hidrometeorologi lainnya. Di wilayah daerah yang masih terpapar cuaca panas, masyarakat disarankan untuk menjaga asupan cairan tubuh dan menggunakan pelindung kulit.

Dampak yang Mungkin Terjadi Akibat Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem ini didorong oleh suhu permukaan laut di atas normal, yang meningkatkan penguapan pembentukan awan. dan juga disertai fenomena atmosfer aktif seperti monsun Asia dan siklon tropis Samudera Hindia. Dengan kombinasi seperti inilah yang akhirnya menyebabkan hujan sering intens, peningkatan risiko banjir, tanah longsor, dan kerusakan infrastruktur. Gangguan distribusi logistik maupun pangan. Kesehatan juga bisa terdampak, terutama penyakit yang muncul setelah hujan deras.

Cuaca Ekstrem Meliputi Hujan Lebat dan Angin Kencang

Sekitar 43,8% wilayah Indonesia memasuki musim hujan di awal bulan November; hal ini menjadi momok terbesar masyarakat di tahun ini. Peristiwa cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang diprediksi terjadi di berbagai wilayah.

Cuaca ekstrem ini terjadi karena adanya perubahan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya. Dari mencapai 0,5 hingga 3 derajat Celcius di beberapa kawasan di Indonesia . Wilayah yang terkena cuaca ekstrem adalah Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua, dan beberapa wilayah lainnya.

Daerah papua adalah daerah yang paling terdampak. Dikarenakan posisi geografis Papua yang berada di wilayah timur Indonesia dan dekat dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia membuatnya sangat dipengaruhi oleh dinamika atmosfer di kedua samudra tersebut. Selain itu aktivitas siklon tropis terutama yang berasal dari Teluk Carpentaria, Australia, dan tekanan angin di sekitar Papua dapat memperkuat curah hujan di wilayah ini, menyebabkan hujan sangat lebat hingga ekstrem.

BMKG terus memantau situasi dan meminta semua pihak agar terus mengupdate informasi, meningkatkan kesiapsiagaan, dan melakukan langkah-langkah pencegahan seperti membersihkan saluran udara dan menghindari perjalanan jika cuaca buruk terjadi.

Anda Mungkin Telah Melewatkannya