5 Pelaku Diamankan, Mahasiswa Tewas Di Area Masjid Agung Sibolga
GeNews.co.id – Mahasiswa tewas di Masjid Agung Sibolga Peristiwa tragis ini terjadi di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat dini hari, 31 Oktober 2025. Seorang mahasiswa berusia 21 tahun bernama Arjuna Tamaraya ditemukan tewas setelah menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok orang di area masjid tersebut.
Menurut keterangan saksi, korban semula datang ke masjid untuk beristirahat usai beraktivitas. Namun, salah satu pelaku berinisial ZP (57) menegur dan melarang korban tidur di area dalam masjid. Teguran itu berujung adu mulut hingga ZP memanggil beberapa rekannya. Yang kemudian menyerang korban secara bersama-sama.
Aksi Brutal yang Terekam CCTV

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi dan rekaman CCTV mahasiswa tewas di Masjid Agung Sibolga, para pelaku memukul korban berulang kali di dalam masjid. Lalu menyeretnya keluar hingga kepala korban terbentur tangga. Tidak berhenti di situ, pelaku juga melempar korban dengan buah kelapa dan menendangnya, menyebabkan luka berat di bagian kepala.
Korban sempat ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri oleh penjaga masjid, Alwis Janasfin Pasaribu. Kemudian dilarikan ke RSUD Dr. FL Tobing Sibolga. Namun, nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu pagi, sekitar pukul 05.55 WIB.
Penangkapan Pelaku dan Proses Hukum

Kepolisian Resor Sibolga bergerak cepat dengan menangkap lima orang pelaku tragedi Mahasiswa tewas dikeroyok di Masjid Agung Sibolga. Masing-masing berinisial ZP, HB, SS, REC, dan CLI. Dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran. Kapolres Sibolga menyatakan, kelima tersangka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan kematian.
Dengan ancaman hukuman maksimal 15 hingga 20 tahun penjara. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, seperti rekaman CCTV, pakaian korban, buah kelapa yang digunakan untuk memukul, dan tas milik korban.
Reaksi Publik dan Kecaman
Kasus ini menuai kecaman luas dari masyarakat, tokoh agama, dan lembaga keagamaan. Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyatakan keprihatinannya dan menegaskan bahwa tindak kekerasan di rumah ibadah adalah pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan dan keagamaan.
Warga Sibolga juga menggelar doa bersama di depan Masjid Agung untuk mengenang korban dan menyerukan keadilan. Banyak yang berharap kasus ini diusFut hingga tuntas agar kejadian serupa tidak terulang di tempat ibadah manapun di Indonesia.


